Berkreasi Tanpa Batas Part 2
Salam sukses bagi semua yang mempunyai keinginan untuk sukses di dunia dan akhirat, semoga yang sekarang kebetulan sedang membaca tulisan ini mendapat kelancaran dalam segala urusan di dunia dan dan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat nanti. Pada kesempatan sebelumnya saya sempat sedikit mengutarakan beberapa kisah kurang menarik dan tak insfiratif di berkreasi tanpa batas, dan waktu itu saya berniat untuk mealanjutkan cerita berdasarkan pengalaman yang pernah saya jalankan mulai kesusahan dan sedikit kesenangan dengan tujuan semoga masih ada hal yang bermanfaat didalam tulisan ini dan bisa dijadikan sebagai insfirasi juga pembelajaran.
Tulisan ini mungkin kurang bermanfaat dan saya akui itu, namun tidak ada salahnya jika mencoba mengutarakan apa yang ingin saya utarakan dan tidak memendamnya di alam kubur hehe didalam hati maksudne. Jika pada sebuah cerita nopel atau film biasa dimulai dari awal sampai akhir, atau ada juga yang memulai cerita dari akhir dulu kemudian ke awal cerita, namun hal itu sangatumum dan banyak diketahui banyak orang dan bukan menjadi rahasia lagi, sebagai contoh suatu kisah sukses seseorang yang biasanya diawali dari mulai belum sukses dengan alur cerita berliku liku sampai akhirnya dia mendapatkan kesuksesan, hal itu merupakan cerita awal ke akhir, sedangkan cerita ahir ke awalnya adalah dimulai dengan cerita seorang yang sukses, kemudian dia melamun dalam kesenangan dan menikmati kesuksesannya dengan isi lamunan adalah perjalanan diasebelum sukses, namun diceritakannya adalah sukses duluan.
Serius banget nih,,,entah bisa dipahami atau tidak pemaparan ini yang jelas maksud saya kesitu lah pokoknya, dan cerita tersebut tidak aneh,,, berbeda dengan pemaparan ngawur di berkreasi tanpa batas part 2 yang menceritakan tidak termasuk kriteria diatas artinya diceritakannya bukan dari akhir ke awal dan bukan juga dari awal ke akhir,, jika begitu hal yang baru ya?? mungkin saja merupakan hal yang baru dan mungkin saja merupakan hal yang ngawur yang tidak mengikuti aturan hehe, jika dikatakan dari akhir ke awal, ceritanya bukan dari kisah sukses saya dan kematian saya karena saya belum sukses dan masih ada di dunia ini, jika dikatakan dari awal ya memang tidak dari awal melainkan apa yang saya ingat tentang kehidupan yang saya jalani ya saya tuangkan dalam bentuk tulisan ini.
Agar tidak terlalu membuat yang membaca semakin jengkel maka langsung saja kita mulai cerita di berkreasi tanpa batas part 2 di postingan desoel blog. Dalam perjalanan hidup yang saya jalani sejak 1989 tahun silam dikala menjadi seorang mahasiswa pakultas tarbiyah jurusan PGSD/MI (pendidikan guru sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah) disalahsatu Perguruan Tinggi Tasikmalaya, entah semester berapa saya lupa lagi yang jelas wktu itu pernah mengalami menjadi seorang yang memproduksi sandal capit, pernah saya memproduksi sendal capit berbahan spon dan saya pasarkan sendiri, tapi bukan seperti yang anda bayangkan memproduksi banyak seperti pabrik pabrik yang canggih, hal ini saya lakukan dengan cara otodidak dengan ide ingin menjadi seorang yang sukses dalam suatu bidang.
Pengalam ini dimulai ketika saya mulai memutar otak dalam kegagalan bisnis kecil kecilan yang rata rata hanya bertahan beberapa hari saja, dan paling lama hitungan minggu, seperti biasasaya searching di Mbah Google mencari beberapa peluang usaha yang modalnya kecil, cara mengerjakannya mudah, dan untungnya akan besar, itu yang ada dalam benak saya sejak mengetahui pentingnya uang di dunia ini. Tiba tiba saya menemukan sebuah website dengan konten jualan peralatan sandal yang berada di daerah surabaya kalau tidak salah, dengan melihat dan membacanya dengan seksama terlintas di benak saya bagaimana jika membuat sendiri sandal jepit dan di jual sendiri, soalnya kelihatannya sangat sederhana dan sangat mudah membuatnya walaupun pada pabrik sandal besar sudah melakukan pembuatannya dengan menggunakan mesin, namun ada alternatif lain jika ingin membuat sandal capit sendiri yaitu dengan cara membuat cetakan dari bahan besi plat dengan bentuk sandal setiap ukuran, hal diatas sangatsederhana cara krjanya dan cara membuatnya dengan kisaran modal minim. Oke saya tertarik membuat sandal jepit dan browsing lagi mencari beberapa penjual peralatan sandal jepit di daerah tasikmalaya dan sangat mengejutkan saya pada waktu itu, ternyata tasikmalaya sangat banyak memiliki toko penjual peralatan sandal bahkan sangat komplit dan jumlah pembuat sandal di tasikmalaya juga sangat banyak, peluang yang terbuka menurut saya dalam benak.
Seatelah menemukan beberapa penjual dan toko terdekat di daerah tasikmalaya, tanpa pikir panjang langsung saya berkunjung ke toko peralatan sandal terdekat dan melihat bahan bahan sandal yang sangat komplit, mulai dari spon, capitan sandal jepit,nomor sandal, lem, plastik kemasan dan berbagai peralatan sandal lainnya yang saya sendiri tidak tahu namanya. Anda bisa bayangkan perasaan saya waktu itu, saya sudah membayangkan bahwa dalam dua minggu saya akan kaya dengan menjadi pengusaha sandal dengan memproduksi sendiri, dan dengan hati yang berbunga bunga bagaikan orang yang sedang jatuh cinta langsung saya membeli beberapa spon yang sudah terdapat ukuran dan motip sandal sebagai bahan sandal, dan membeli spon lainnya sebagai sol bawahnya, serta membeli perlengkapan lainnya seperti lem, amplas, jepitan sandal atau capit dan nomor sandal yang terbuat dari stiker bulat kecil kecil, anda pati tahu.
Dengan modal kurang dari Rp.250.000 saya sudah bisa membawa pulang peralatan bahan sandal jepit lengkap, dan jika sudah di buat akan menjadi 3 kodi sandal atau 60 pasang sandal berbagai ukuran. Lagi lagi di perjalanan selama pulang dari toko tersebut sampai menginjakan kaki di teras rumah semua pikiran saya tertuju pada cara pembuatan dan hasil yang akan saya dapatkan, dalam benak berfikir jika dengan modal 250 ribu ini jika saya jual satu sandal dengan harga 7 ribu saja maka sudah mendapat keuntungan yang lumayan, apalagi jika dijual dengan harga 10.000, dan memang saya berencana akan menjualnya dengan harga Rp. 10.000 karena akan saya buat sandal dengan ide sendiri dan tentunya akan sangat bagus dan banyak peminatnya, jadi kaya muda kaya muda pengusaha muda sukses, dan terus seperti itu pikiran dijalan selama perjalanan.
Dalam waktu kurang lebih satu jam sudah tibak dirumah dan dengan semangat menurunkan peralatan yang saya beli tadi dari motor kesayangan, sesampainya dirumah saya pandangi semua bahan dan pegang satu demi satu bahan, mulai bingung lagi nih gimana cara buatnya karena belum memiliki alat cetakan sandalnya, sedangkan jika membuat dulu alatnya harus modal lagi dan lama lagi jadi bikin sandalnya sedangkan saya merupakan orang yang tidak sabaran dan inginselalu segera dan cepat dalam melakukan sesuatu, akhirnya terfikir untuk menggunakan pisau kater untuk memotong pola ukuran sandal sesuai ukuran, pergilah ke warung ceritanya beli pisau kater satu pak, dengan terburu buru karena ingin segera memotong dan menghasilkan sandal yang jadi hasil karya sendiri. Saya coba potong seperti saya memotong kertas dan wow susah juga karena lumayan tebal, coba saya memotongnya seperti mengupas buah dan berhasil namun masih ada kegagalan dalam hal hasil potongan yang terlihat seolah memotong tersendat sendat, ada bagian dimana tidak rata terpotong dan jika dibandingkan dengan sandal yang ada di pasar sangat jauh dalam kerapihan.
Dalam benak oke lah gampang masih bisa diakalin nanti di amplas sampai halus, kemudian satu sandal saya coba di selesaikan untuk sample dihamplas dengan rapi dan pegalnya ini tangan dalam menyelesaikan satu sandal saja lama bos,
pertama saya harus memotong spon bagian atas yang ada polanya (gambar kaki) menggunakan pisau kater.
Tulisan ini mungkin kurang bermanfaat dan saya akui itu, namun tidak ada salahnya jika mencoba mengutarakan apa yang ingin saya utarakan dan tidak memendamnya di alam kubur hehe didalam hati maksudne. Jika pada sebuah cerita nopel atau film biasa dimulai dari awal sampai akhir, atau ada juga yang memulai cerita dari akhir dulu kemudian ke awal cerita, namun hal itu sangatumum dan banyak diketahui banyak orang dan bukan menjadi rahasia lagi, sebagai contoh suatu kisah sukses seseorang yang biasanya diawali dari mulai belum sukses dengan alur cerita berliku liku sampai akhirnya dia mendapatkan kesuksesan, hal itu merupakan cerita awal ke akhir, sedangkan cerita ahir ke awalnya adalah dimulai dengan cerita seorang yang sukses, kemudian dia melamun dalam kesenangan dan menikmati kesuksesannya dengan isi lamunan adalah perjalanan diasebelum sukses, namun diceritakannya adalah sukses duluan.
Serius banget nih,,,entah bisa dipahami atau tidak pemaparan ini yang jelas maksud saya kesitu lah pokoknya, dan cerita tersebut tidak aneh,,, berbeda dengan pemaparan ngawur di berkreasi tanpa batas part 2 yang menceritakan tidak termasuk kriteria diatas artinya diceritakannya bukan dari akhir ke awal dan bukan juga dari awal ke akhir,, jika begitu hal yang baru ya?? mungkin saja merupakan hal yang baru dan mungkin saja merupakan hal yang ngawur yang tidak mengikuti aturan hehe, jika dikatakan dari akhir ke awal, ceritanya bukan dari kisah sukses saya dan kematian saya karena saya belum sukses dan masih ada di dunia ini, jika dikatakan dari awal ya memang tidak dari awal melainkan apa yang saya ingat tentang kehidupan yang saya jalani ya saya tuangkan dalam bentuk tulisan ini.
Agar tidak terlalu membuat yang membaca semakin jengkel maka langsung saja kita mulai cerita di berkreasi tanpa batas part 2 di postingan desoel blog. Dalam perjalanan hidup yang saya jalani sejak 1989 tahun silam dikala menjadi seorang mahasiswa pakultas tarbiyah jurusan PGSD/MI (pendidikan guru sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah) disalahsatu Perguruan Tinggi Tasikmalaya, entah semester berapa saya lupa lagi yang jelas wktu itu pernah mengalami menjadi seorang yang memproduksi sandal capit, pernah saya memproduksi sendal capit berbahan spon dan saya pasarkan sendiri, tapi bukan seperti yang anda bayangkan memproduksi banyak seperti pabrik pabrik yang canggih, hal ini saya lakukan dengan cara otodidak dengan ide ingin menjadi seorang yang sukses dalam suatu bidang.
Pengalam ini dimulai ketika saya mulai memutar otak dalam kegagalan bisnis kecil kecilan yang rata rata hanya bertahan beberapa hari saja, dan paling lama hitungan minggu, seperti biasasaya searching di Mbah Google mencari beberapa peluang usaha yang modalnya kecil, cara mengerjakannya mudah, dan untungnya akan besar, itu yang ada dalam benak saya sejak mengetahui pentingnya uang di dunia ini. Tiba tiba saya menemukan sebuah website dengan konten jualan peralatan sandal yang berada di daerah surabaya kalau tidak salah, dengan melihat dan membacanya dengan seksama terlintas di benak saya bagaimana jika membuat sendiri sandal jepit dan di jual sendiri, soalnya kelihatannya sangat sederhana dan sangat mudah membuatnya walaupun pada pabrik sandal besar sudah melakukan pembuatannya dengan menggunakan mesin, namun ada alternatif lain jika ingin membuat sandal capit sendiri yaitu dengan cara membuat cetakan dari bahan besi plat dengan bentuk sandal setiap ukuran, hal diatas sangatsederhana cara krjanya dan cara membuatnya dengan kisaran modal minim. Oke saya tertarik membuat sandal jepit dan browsing lagi mencari beberapa penjual peralatan sandal jepit di daerah tasikmalaya dan sangat mengejutkan saya pada waktu itu, ternyata tasikmalaya sangat banyak memiliki toko penjual peralatan sandal bahkan sangat komplit dan jumlah pembuat sandal di tasikmalaya juga sangat banyak, peluang yang terbuka menurut saya dalam benak.
Seatelah menemukan beberapa penjual dan toko terdekat di daerah tasikmalaya, tanpa pikir panjang langsung saya berkunjung ke toko peralatan sandal terdekat dan melihat bahan bahan sandal yang sangat komplit, mulai dari spon, capitan sandal jepit,nomor sandal, lem, plastik kemasan dan berbagai peralatan sandal lainnya yang saya sendiri tidak tahu namanya. Anda bisa bayangkan perasaan saya waktu itu, saya sudah membayangkan bahwa dalam dua minggu saya akan kaya dengan menjadi pengusaha sandal dengan memproduksi sendiri, dan dengan hati yang berbunga bunga bagaikan orang yang sedang jatuh cinta langsung saya membeli beberapa spon yang sudah terdapat ukuran dan motip sandal sebagai bahan sandal, dan membeli spon lainnya sebagai sol bawahnya, serta membeli perlengkapan lainnya seperti lem, amplas, jepitan sandal atau capit dan nomor sandal yang terbuat dari stiker bulat kecil kecil, anda pati tahu.
Dengan modal kurang dari Rp.250.000 saya sudah bisa membawa pulang peralatan bahan sandal jepit lengkap, dan jika sudah di buat akan menjadi 3 kodi sandal atau 60 pasang sandal berbagai ukuran. Lagi lagi di perjalanan selama pulang dari toko tersebut sampai menginjakan kaki di teras rumah semua pikiran saya tertuju pada cara pembuatan dan hasil yang akan saya dapatkan, dalam benak berfikir jika dengan modal 250 ribu ini jika saya jual satu sandal dengan harga 7 ribu saja maka sudah mendapat keuntungan yang lumayan, apalagi jika dijual dengan harga 10.000, dan memang saya berencana akan menjualnya dengan harga Rp. 10.000 karena akan saya buat sandal dengan ide sendiri dan tentunya akan sangat bagus dan banyak peminatnya, jadi kaya muda kaya muda pengusaha muda sukses, dan terus seperti itu pikiran dijalan selama perjalanan.
Dalam waktu kurang lebih satu jam sudah tibak dirumah dan dengan semangat menurunkan peralatan yang saya beli tadi dari motor kesayangan, sesampainya dirumah saya pandangi semua bahan dan pegang satu demi satu bahan, mulai bingung lagi nih gimana cara buatnya karena belum memiliki alat cetakan sandalnya, sedangkan jika membuat dulu alatnya harus modal lagi dan lama lagi jadi bikin sandalnya sedangkan saya merupakan orang yang tidak sabaran dan inginselalu segera dan cepat dalam melakukan sesuatu, akhirnya terfikir untuk menggunakan pisau kater untuk memotong pola ukuran sandal sesuai ukuran, pergilah ke warung ceritanya beli pisau kater satu pak, dengan terburu buru karena ingin segera memotong dan menghasilkan sandal yang jadi hasil karya sendiri. Saya coba potong seperti saya memotong kertas dan wow susah juga karena lumayan tebal, coba saya memotongnya seperti mengupas buah dan berhasil namun masih ada kegagalan dalam hal hasil potongan yang terlihat seolah memotong tersendat sendat, ada bagian dimana tidak rata terpotong dan jika dibandingkan dengan sandal yang ada di pasar sangat jauh dalam kerapihan.
Dalam benak oke lah gampang masih bisa diakalin nanti di amplas sampai halus, kemudian satu sandal saya coba di selesaikan untuk sample dihamplas dengan rapi dan pegalnya ini tangan dalam menyelesaikan satu sandal saja lama bos,
pertama saya harus memotong spon bagian atas yang ada polanya (gambar kaki) menggunakan pisau kater.
- Kedua saya harus memotong lagi bagian bawah atau sol sandal,
- Ketiga harus merapihkan bagian yang sya potong kurang rapi menggunakan hamplas kasar dan halus,
- Keempat harus lem spon atas dengan sol.
- Kelima Harus melubangi spon untuk memasukan capit sandal.
- Keenam Harus memasukan capit sandal ke bagian alasnya.
Bukan ini sandal buatanku |
Setelah semuanya selesai lalu saya ambil stiker nomor sandal dan saya tempelkan di bagian sandal, oke ceritanya satu sandal selesai dan saya bangga namun kurang puas soalnya bentuknya aneh antara yang kiri dan yang kanan ukurannya beda dikit, dan cara memotongnya ada yang tidak rata, aneh pokonya namun sayang gambar sandal hasil karya saya sudah tidak ada karena sudah lama, jika ada mungkin saya pajang disini sebagai pajangan, siapa tahu bisa jadi rekor sandar terunik Hahaha.
Saking asik membuat sandal sampai malas makan, laparpun ditahan karena penasaran dengan pembuatan sandal dan ingin membuat dengan cepat dan ingin segera dijual, dan karena lapar banget maka memaksakan makan dan itupun dengan tegesa gesa karena ingin segera menyelesaikan pekerjaan, begitulah dalam otak saya waktu itu, dari jam tiga sore sampai 03 subuh saya tidak berhenti mengerjakan semua pekerjaan samapai setengahnya dari barang yang dibeli selesai menjadi sebuah sandal jepit, SERIUS ini saya alami dan jika merasa lelah dan pegal sseekali saya merebahkan badan di tumpukan sampah spon sisa potongan yang berserakan di ruang tengah rumah orang tua saya, layaknya kapal pecah di rumah berantakan sampah semua, dan orangtua terus menerus meminta menghentikan pekerjaan dan melanjutkannya besok, namun jika sudah penasaran dan ingin segera selesai maka saya tidak akan berhenti meskipun pagi sampai malam, itu salah satu sipat yang saya miliki.
Rasa ngantuk sedikitpun tidak ada waktu itu , namun karena harus istirahat dan besoknya ada jadwal kuliah maka dengan berat hati saya memaksakan tidur istirahat dan tak peduli kekacauan sampah spon yang berserakan dengan dibiarkan tidak dibersihkan, cuci tangan dan mukapun malas karena pinggang sedikit pegal dan merebahkan badan di kasur, yang namanya lagi seneng ya mau pegal mau cape tidak ada rasa ngantuk sedikitpun saya bangun lagi dari tiduran dan melihat lihat sandal hasil karya sendiri dan mengira ngira keuntungan yang akan saya dapatkan,pasti semua teman dan tetangga akan membeli sandal buatan saya, namun ada sedikit tidak PD ketika melihat benuk sandal yang aneh aneh terutama dari hasil memotong dan menghaluskan menggunakn amplas, tidak terpikirwaktu yang dikorbankan pada waktu itu, yang terpikir adalah modah segitu dan dijual harus jadi segitu titik.
Tibak tibak sudah siang dan ternyata saya ketiduran sekitar jam 3 lebih, dengan pulas sampai terbangun jam 8 pagi, meskipun waktu itu ada jadwal kuliah namun karena penasaran dan ingin segera mengerjakan dan menuntaskan pekerjaan ahirnya saya tidak kulaih dan memutuskan mengerjakan semua pekerjaan yang belum rampung dan singkat cerita semuanya beres dan siap dijual, dengan memerlukan waktu sekitar dua hari dua malam tanpa henti diselingi rokok dan kopi terus menerus semua sandal sebanyak 60 pasang selesai dan siap saya jual dan terdapat beberapa yang salah potong akibat terlalu pegal tangannya dan terlalu lelah serta ngantuk, semua sandal saya jejerkan dengan rasa bangga dan di liahat lihat secara terus menerus, satu persatu dilihat dan ditumpuk layaknya toko sandal. Namun dalam hati masih ragu apakah akan ada orang yang mencela sandal ini karena memang sandalnya sangat aneh, sangat kelihatan bekas motongnya tidak rata, dan saya berfikir pokonya harus terjual dengan setengahnya saja habis maka modal sudah kembali dan lebih bahkan.
Proses penjualan sandal jepit.
Sandal yang saya produksi sudah laku beberapa pasang dengan pelanggan pertama adalah uwa sendiri entah kasihan entah memang butuh sandal yang jelas pagi nya sudah mau beli sandalku dengan langsung beli 2 pasang dengan harga Rp. 20.000, sorenya saya bawa semua sandal dimasukan kedalam tas besar, langsung naik motor dan siap dipasarkan secara door to door ke setaip perkampungan dengan besar hati pasti laku jika dijual 8ribu saja, kebetulan cuaca hujan pada waktu itu dan memaksa saya berhenti di sebuah warung lumayan besar, saya minta dibuatkan kopi setelah sebelumnya sempat berkeliling ke rumah rumah namun tidak ada satupun yang membeli sandal ini, singkatnya saya di warung lama dan kebetulan pada waktu itu saya jualan bersama kaka anak uwa jadi gak sendirilah ceritanya.
Lama berbincang sambil nunggu hujan reda akhirnya si pemilik warung membuka pembicaraan kepada saya:
Jualan apa a?
Jualan sandal bu (kata saya)
Sandal apa coba lihat,
Saya jawab sandal jepit dan saya keluarkan dengan harapan si ibu earung bisa membelinya untuk dia jual kembali di warungnya, berapa kata si ibu warung, sepuluh ribu kata saya dan jika beli untuk dijual boleh sembilan ribu kata saya dengan PD, mahal a katanya lagian ini sandal kurang bagus rereolan pinggirnya, ibu kemarin beli dari cikurubuk haga 9000 bagus nih bukan sandal capit tapi sandal spon bagus sambil mengeluarkan sample sandal yang dia miliki, dalam benak iya ya bagus rafi dan lebih kuat kelihatannya dan sangat jauh dibandingkan dengan sandal yang saya buat, semangat langsung hilang waktu itu dan datanglah malas untuk menjual sandal tersebut dan berfikir sandal bagus kaya gitu 9000 untung berapa sih pembuatnya.
Akhirnya saya pulang dan malas lagi jualan sandal karena ya malas saja, biarin lah tenaga yang sudah keluar dan sandal yang numpuk nanti juaga ada yang beli tetangga, begitu dalam benak sampai akhirnya tibak dirumah dan ya beberapa hari kemudian ada tetangga yang beli berapa aja asal jangan 5000 saya jual, ada saudara yang minta saya kasih dan sebagainya yang akhirnya sandal habislah setngahnya dan bukan dijual melainkan ada yang saya kasihkan juga kepada saudara sampai akhirnya saya disibukan dengan aktifitas perkuliahan dan membiarkan sandal tidak dipasarkan, namun Alhamdulillah sampai sekarang sandal tidak ada yang tersisa habis semua entah untung atau rugi.
Bisnis itu begitulah bro, namun bagi anda yang ingin mencoba membuat sandal jepit sendiri baca di Cara Kreatif Membuat Sandal Jepit Sendiri Mudah dan Murah